BITUNG - Suasana
haru biru menyelimuti Balai Pertemuan Umum (BPU) kantor Wali Kota Bitung, Jumat
(5/8).
Sebagian besar
mereka yang hadir tak kuasa menahan tangis. Istri Wali Kota Bitung, Khouni
Lomban-Rawung satu diantaranya. Ketua TP PKK Bitung ini ikut larut dalam
kesedihan. Kondisi ini terjadi dalam Sosialisasi Pencegahan Perkawinan Anak
diselenggarakan Bagian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (BP3A)
Bitung.
"Tidak tahan
lagi dengan air mata saat mendengar testimoni dari korban perkawinan anak
dini," ujar seorang staf BP3A yang menjadi peserta.
Korban dimaksud,
sebut saja Bunga (27) dalam keadaan berbadan dua menceritakan pengalaman
pahitnya yang terpaksa menikah di usia dini. Usai Bunga memberikan testimoni
Khouni yang berada di atas panggung langsung bergegas turun dan menghampiri
Bunga.
Haru biru pun tak
terelakkan pada saat itu. Khouni tak henti-hentinya memeluk Bunga sambil
menitikkan air mata.
"Anak-anak
di Bitung jangan ikut jejaknya waktu lalu. Lihatlah bagaimana dia bisa keluar
dari masalah dan taubat lakukan hal luar biasa terbebas dari masa lalu,"
aku Khouni.
Khouni sempat
membawakan materi sosialisasi dalam rangka Hari anak Nasional (HAN). Ia merasa
terbeban untuk sharing karena mencintai anak -anak. "Kawin di bawah umur
adalah kekerasan terhadap anak. Dan isu mengenai kekerasan seksual pada anak
dan menjadi isu penting," kata dia.
Bunga dalam
testimoninya mengaku sejak usia dua tahun sudah ditinggal ayahnya. Ia hidup
bersama ibu. Sempat dikucilkan saat tumbuh kembangnya, di kelas VII SMP
mengalami kasus pemerkosaan dan tidak berani cerita karena tidak ada yang
memperdulikan.
"Saya sempat
pasrah masa depan hancur, bercita-cita menjadi Polwan, alami hal yang sangat
pahit, sempat menjadi perempuan panggilan di usia 13 tahun itu karena tidak ada
yang sayang. Tidak pernah merasakan kasih ayah dan saudara," cerita Bunga.
Di usia 15 tahun
Bunga hamil karena pergaulan bebas. Usai melahirkan sempat jadi 'nakal' lagi
dan menikah pada usia 16 tahun dengan pria berusia 55 tahun dan tidak merasakan
kebahagian. Kemudian sempat terjerumus dengan narkoba dan minuman keras.
"Karena
Tuhan bisa mengubah hidup saya, kepada anak-anak sekarang kalau kurang kasih
sayang dari orang tua jangan lari ke hal negatif seperti sex bebas narkotika.
Hidup akan hancur karena penyelasan dibelakang. Kalau alamai hal tidak enak
harus lari kepada tuhan. Hal negatif rusak masa depan dan menghancurkan
hidup," pesannya. manado.tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar