Pedagang daging babi di sepanjang Jalan
CH Taulu Girian Atas
Kecamatan Girian Kota Bitung menangguk
rezeki Natal.
Mereka itu adalah pedagang musiman yang
hadir setiap menjelang Natal. "Total ada sekitar 276 ekor babi dan 432 anjing dan
mujair dikelola oleh 150 orang," tutur Ferdy Wolter, warga Girian Atas, Minggu
(27/12). "Omzetnya mencapai Rp 1,5 miliar. Diperoleh dari
hasil perhitungan 276 ekor dikalikan 100 kilogram per satu ekor dan
harga per
satu kilonya Rp 60 ribu," terangnya.
Untuk itulah, sebagai masyarakat yang sudah lama
menyaksikan keberadaan pedagang musiman
daging babi dan lainnya
berharap ada penguatan dari pemerintah setempat dengan memperhatikan fasilitas
yang ada.
"Untuk para pedagang sendiri
harus memperhatikan kebersihannya guna menjamin perekonomian warga,"
tukasnya.
Pasar daging babi dadakan ini sudah
ada sejak Januari 1982. Cikal bakalnya dicetuskan oleh Noldy Wulur (59), pedagang hewan babi.
Menurut Noldy, sejak tahun 1982 setiap harinya berkutat
dengan hewan yang sangat dicari pada perayaan Natal dan Tahun Baru.
"Jadi selain para pedagang tetap,
sering muncul pedagang musiman yang
membuka lapak-lapaknya di sepanjang jalan GH Taulu Girian Atas untuk
menjajakan daging babi," tutur Noldy.
Lanjut ayah dari enam anak dan 14 cucu ini, sebelum
menggeluti profesi sebagai pedagang hewan babi, bekerja
sebagai tukang panjat kelapa. Noldy yang kala itu masih berusia belasan tahun
mengikuti arisan di kolom memperoleh uang arisan Rp 40 ribu dan modal itulah
dijadikannya untuk membeli seekor hewan babi.
"Waktu tahun 1982 harga per kilonya hanya Rp 1.250.
Ada empat sampai lima warga yang menjadi pedagang hewan babi namun kalah
bersaing sehingga hanya saya yang bertahan dan setiap tahunnya jelang Natal dan
Tahun Baru mulai bermunculan pedagang
musiman," urainya. manado.tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar