Senin, 04 Mei 2015

Ribuan WNA Filipina ‘Teror’ Bitung



Bitung, Ribuan Warga Negara Asing (WNA) tanpa identitas jelas berkeliaran di Kota Bitung. Keberadaan mereka kerap meresahkan warga lantaran sering terlibat tindak kriminal. Lemahnya data yang dikantongi pemerintah dituding sebagai salah satu penyebab persoalan. Aparat yang bertanggungjawab melakukan pengawasan dan tindakan hukum pun ikut disorot.
Sejumlah masyarakat Kota Cakalang pun mendesak pemerintah melakukan pendataan dan penertiban terhadap para warga asing yang kini banyak dijumpai di berbagai daerah di wilayah Bitung.
“Mereka sering berbuat tindakan kriminal. Usai melakukan tindakan melanggar hukum, mereka lari dan tidak diketahui lagi keberadaannya. Kalau terdata kan memudahkan untuk
mengontrol mereka. Kalau terbukti tanpa identitas jelas, langsung ditangkap,” pinta sejumlah warga Kota Bitung.
Pemerintah Kota (Pemkot) Bitung sendiri mengaku kebingungan untuk mengurus kehadiran WNA Filipina di wilayahnya. Hal itu terungkap saat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bitung menggelar rapat dengar pendapat bersama instansi terkait untuk mendata kembali WNA berkebangsaan Filipina yang ada di Kota Bitung.
Rapat dengar pendapat ini dipimpin Ketua DPRD Kota Bitung, Lourensius Supit dan Wakil Ketua DPRD Kota Bitung, Hengky Honandar. Dihadiri sejumlah anggota DPRD, Discapil, Kesbang, Imigrasi, Camat dan Lurah.
"Warga Filipina itu masuk secara ilegal ke Indonesia melalui Bitung. Mereka masuk melalui jalur laut. Dari 4000 lebih warga Filipina yang masuk ke Bitung, tercatat hanya tiga orang saja yang masuk secara legal. Ketiga warga Filipina itu datang ke Sulawesi Utara dengan status Sosial Budaya atau kunjungan keluarga. Itu yang tercatat pada tahun 2011, untuk tahun ini belum ada data,” jelas Supit.
Secara terpisah Kapolres Kota Bitung, AKBP Hary Sarwono mengatakan, tak semua orang yang dicurigai itu merupakan warga negara Filipina. Sebagian dari mereka adalah warga Indonesia yang tinggal di kepulauan Utara Sulawesi.
"Sesuai pendataan sementara, tidak semua dari mereka merupakan warga Filipina. Ada yang warga kepulauan Sangir yang tinggal di Filipina dan kembali lagi ke Indonesia,” jelasnya.
"Kami tetap akan memantau jika ada warga Filipina yang menyusup tanpa identitas. Saya sudah memerintahkan intelijen juga untuk menggali informasi," tambah Sarwono.manadoexpress.co

Tidak ada komentar:

Posting Komentar