BITUNG-Rasa
bangga berpadu ungkapan syukur terlukis diwajah segenap keluarga dan seluruh
warga Kerapatan Gereja Protestan Minahasa (KGPM), saat Pemerintah RI
menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada tokoh Nasionalis Religius dari
Tanah Minahasa, Bernard Wilhelm Lapian (1892-1977).
Penyerahan
Plakat Penghargaan kepada B. W. Lapian, salah satu Tokoh Pendiri KGPM yang
lahir di Kawangkoan pada tanggal 30 Juni 1892 dan wafat di Jakarta tanggal 5
April 1977, diserahkan oleh Presiden RI Ir. Joko Widodo yang diterima oleh
salah satu anak Ibu Louisa Lapian, Kamis (5/11), bertempat di Istana Negara.
Penyerahan
Plakat Penghargaan Pahlawan Nasional dari Presiden RI kepada Ibu Louisa Lapian
“Kami merasa
bangga dan sangat bersyukur ketika Pemerintah RI menganugerahkan gelar pahlawan
Nasional kepada Opa kami, ini bukti bahwa Pemerintah RI menghargai setiap jerih
juang anak bangsa Indonesia dalam upaya merebut serta mempertahankan
Kemerdekaan di bumi Indonesia tercinta, skaligus kami berterima kasih kepada
pihak pemerintah dan seluruh warga KGPM,” ungkap Christy Windy Lapod, salah
satu Cece B. W. Lapian, kepada manadoline.com, Jumat (6/11).
Hal senada
juga disampaikan oleh salah satu warga KGPM Ir. Julian Ratuntiga. B. W. Lapian
yang dikenal sebagai seorang tokoh Nasionalis Religius, perjuangannya dilakukan
dalam berbagai bidang dan rentang waktu sejak zaman Pemerintah Hindia Belanda,
pendudukan Jepang sampai pada alam Kemerdekaan.
“B. W.
Lapian bersama dengan tokoh-tokoh lainnya mendeklarasikan berdirinya KGPM pada
tahun 1933. karena tidak ingin Gereja dikendalikan oleh Pemerintah Hindia
Belanda, Lembaga Gereja harus merdeka bebas dari intervensi Pemerintah, dan
juga pada tahun 1946 B. W. Lapian memiliki peran yang besar dalam peristiwa
heroik yang dikenal dengan Peristiwa Mereh Putih 14 Februari 1946 di Sulut,”
jelas Ratuntiga. manadoline.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar