Senin, 27 Juni 2016

Seminar, Wadah Bedakan Media Profesional dan Abal-Abal



BITUNG - Salah satu tujuan dilaksanakannya seminar literasi media adalah agar masyarakat yang belum memahami peran pers sesungguhnya, dan tidak lagi mudah tertipu dengan oknum tertentu yang mengaku dirinya wartawan, tetapi pada kenyataanya memiliki kepentingan tertentu saja.


Hal mana terungkap dalam keterangan Walikota Bitung, Maximiliaan J. Lomban,SE, M.Si, saat menghadiri Seminar Literasi Media bertajuk ”Membedakan Media Profesional dengan Media Abal-abal” di Balai Pertemuan Umum (BPU) Kantor Walikota Bitung, Senin (27/6).

”Lewat kesempatan inilah kita akan memperoleh informasi tentang kode etik juranlis, apa fungsi utama pers, dan bagaiamana membedakan jurnalis yang profesional dan abal-abal,” ujar Lomban.

Seminar Literasi Media ini merupakan kerjasama Pemkot Bitung dengan Anggota Dewan Pers.

Tim dewan pers yang diketuai Yosep Adi Prasetyo (Stanley) hadir bersama para narasumber yakni Sinyo Sarundajang (materi konsep pers Profesional Menurut KEJ dan UU Pers), Imam Wahyudi (Materi Ciri-ciri wartawan abal-abal dan menyikapi pers yang tidak profesional), dan Leo Batubara (materi prosedur pengaduan, hak jawab dan penanganan hukum sengketa pers).

Dalam seminar ini turut hadir Wakil Walikota Bitung, Ir. Maurits Mantiri, Ketua TP-PKK kota Bitung Ny Khouni Lomban Rawung, Plt. Sekkot Bitung, Drs Malton Andalangi, unsur Forkopimda Kota Bitung, para pejabat dan ASN lingkup Pemkot Bitung.

Lomban juga mengapresiasi seminar ini, karena seminar Literasi Media ini baru pertama kali dilaksanakan di Sulawesi Utara, dan Kota Bitung menjadi pilihan dari Dewan Pers untuk pelaksanaan kegiatan ini. ”Selaku Pemerintah kami mengapreiasi Dewan Pers yang memilih Bitung untuk pelaksanaan kegiatan penting ini,” pungkasnya.

Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab, terhadap proses peliputan, pengaduan dan hak jawab oleh para peserta. manadoexpress.co

Tidak ada komentar:

Posting Komentar