Ketua
Milisi Waraney (organisasi kemasyarakatan di Sulawesi Utara), Deflie Walangare
mengatakan, semua pihak untuk menahan diri dan tidak terprovokasi dengan
kelompok tertentu yang hanya mengacaukan Kota Bitung.
Sebagaimana
diketahui, kejadian tersebut berawal dari tindakan kriminal yang terjadi
sewaktu malam takbiran hingga aksi demo di Kantor Polresta Bitung.
“Saya
instruksikan Milisi Waraney tidak terpancing dengan situasi yang sedang
berkembang di Kota Bitung,” Walangare kepada beritakawanua.com, melalui
handphone, Senin malam.
Walangare
yang juga Sekretaris Persatuan Alumni (PA) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia
(GMNI) Sulut, ini menegaskan, persoalan tersebut diserahkan ke aparat keamanan
untuk mengusut.
“Masyarakat
dan seluruh elemen jangan main hakim sendiri. Negara kita negara hukum. Semua
masalah hukum diserahkan kepada pihak keamanan,” tegasnya.
Pada
kesempatan yang sama, Panglima Komandan Milisi Waraney, Audy Malonda
,menambahkan pihaknya sedang berupaya menyelesaikan dan menjembatani komunikasi
antarsesama elemen masyarakat di daerah Bitung.
“Sementara dikomunikasikan dengan semua pihak
yang berkompeten. Sebab, damai adalah harga mati dan harus terus dijaga di
tanah Toar Lumimuut ini,” imbuh Audy.
Sementara
itu, Senin siang tadi, Kapolda Sulut Brigjen Pol Wilmar Marpaung bersama
Gubernur Sulut Sinyo Harry Sarundajang, membahas tentang kejadian yang terjadi
di Kota Bitung dan Minahasa Utara, yang diduga terjadi konflik akibat peristiwa
di Tolikara-Papua.
Pertemuan
yang digelar di ruang Catur Prasetya Mapolda Sulut itu, Kapolda Sulut
mengatakan, kepada unsur pemerintah dan tokoh agama Sulut, untuk memberikan
perhatian khusus agar menjaga keamanan serta ketertiban, jangan sampai membesar
konfik tersebut. sumber:beritakawanua.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar