Sabtu, 02 Juli 2016

Jelajah Spot Karang Cangkok di Bawah Selat Lembeh Bitung



Sebuah rumah terbuat dari kayu dan bambu terapung diatas permukaan laut, terombang-ambing diterpa ombak, teriup angin membuatnya bergerak kesana dan kemari.

Rumah tersebut ternyata rumah apung ekowisata bahari Kareko yang dikelola Dinas kelautan dan perikanan lewat
kerjasama dengan Coastal Community Development Project (CCDP)dan Indonesia Focus Advisory (IFAD), salah satu lembaga dari Jepang.

"Tepat di bawah rumah apung ini sekitar tujuh sampai 10 meter terdapat transplantasi coral terbuat dari besi dan semen berbentuk segitiga seperti atap rumah. Di bawahnya bisa dilalui dengan cara menyelam, berbentuk seperti piramida terlihat indah saat kita mendekat di tempat karang dicangkokkan," ujar Richard Nini (53) penjaga rumah apung kepada tim Edisi Minggu Tribun Manado.

LEMBEH
Terletak di Kelurahan Kareko Kecamatan Lembeh Utara, rumah apung bisa ditempuh menggunakan jalur laut 50 meter dari Pekuburan umum di Kelurahan Kareko, atau 25 menit dari pelabuhan Perikanan Samudera Aertembaga menggunakan perahu.

"Ada dua spot tranplantasi seperti itu, pertama tepat dibawah rumah apung dan lokasi kedua sekitar lima meter dibuat pada bulan April 2016 dan bulan November 2014," jelasnya.

Spot karang cangkok yang berbentuk seperti atap rumah ini sudah pernah dikunjungi wisatawan dalam dan luar negeri.

"Dari Roma Italia dan Bali pernah menyelam kedalam untuk melihat lokasi itu sekaligus melakukan penelitian tranplantasi coral," tambahnya.

Tak hanya itu saja lokasi rumah apung sendiri oleh pemerintah kota dan Kementrian KKP sering menginap selama sehari untuk memantau perkembangan transplantasi.

Kata Richard selain keindahan yang terletak di bawah laut dari tempat ini juga kita bisa melihat pemandangan langit yang indah di waktu malam.

"Kalau malam bisa memancing cumi atau suntung untuk dikonsumsi sendiri," tukasnya.

Tak jauh dari rumah apung yang memiliki tranplantasi coral berbentuk seperti atap rumah bisa dilalui, terdapat dua dari 72 spot diving yaitu Nodi Falls dan Nodi Reat-reat di Kelurahan Makawidey dan Tandurusa Kecamatan Lembeh.

Di tempat ini wisatawan bisa menemukan karang indah membentang sepanjang hall.

"Di lokasi tersebut kita dapat menjumpai biota laut seperti Pygmy seahorse atau kuda laut kecil, many critter, beautifull wall dan lain," tutur Hence Pangalila seorang yang pernah menyelam disitu.

Lokasi tersebut menjadi favorit para penyelam yang menginap di resort-resort di kota Bitung dan para penggemar menyelam yang ada di Sulawesi utara, untuk sekedar fun diving hingga mengeksplore keindahan lokasi itu menggunakan camera dan video bawah laut.

"Banyak foto-foto dari para turis luar negeri objeknya biota laut di dua lokasi itu diabadikan dalam video di sejumlah maskapai penerbangan," tukasnya. sumber:manado.tribunnews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar