Kota Bitung mulai melakukan inisiasi sebagai Kota layak anak (KLA) lewat
bagian pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak (PP&PA)
setda Kota Bitung.
Ini sebagaimana yang diutarakan Kabag PP&PA Victorine Lengkong KLA untuk Kota Bitung perlu
dilaksanakan sebagai strategi pendekatan pembangunan yang relatif
menjamin adanya kesepahaman antara berbagai pihak terkait implementasi
infrastruktur dan penaminan hak-hak anak.
"Kenapa kota Bitung harus
menjadi KLA, karena saat ini anak-anak di Kota Bitung banyak
yang menerima perlakuan yang tidak layak, tidak nyaman hingga perlakukan
kekerasan hingga bakal menjadikan anak itu tidak
berkembang dengan didikan yang kurang baik," tutur Orin sapaannya Minggu
(1/11) kemarin.
Kata Kabag cantik ini memang mengenai jumlah dan data
perlakuan tidak layak hingga kekerasan kepada anak tidak langsung
dalam bentuk laporan, karena lebih banyak melayangkan laporan ke kepolisian dan
pihaknya dengan kondisi keterbatasan dana taktis hanya sebatas melakukan
mediasi belum sampai pada penyelesaian. "Bagian PP&PA sendiri bisa
menjadi tempat mengadu permasalahan yang dialami anak,"
tambahnya.
Kaitannya dengan Kota Bitung menuju
KLA, 50 persen dari penduduk yang ada adalah anak-anak yang
merupakan penerus bangsa, apa jadinya jida dalam pertumbuhan dan hidup mereka
mengalami hal-hal yang tidak diinginkan. Sehingga dengan KLA nantinya, anak-anak di Kota Bitung menjadi
acuan bagi bagian PP&PA agar tidak ada lagi kekerasan dan lainnya bagi anak-anak.
"Prilaku dan perbuatan tidak menyenangkan kepada anak-anak dilakukan
oleh mereka yang berada disekitar anak-anak atau
orang terdekat sehingga harus diwaspadai," kata dia.
Lanjutnya, mewujudkan Kota Bitung sebagai
KLA sangat sulit namuan sedikit demi sedikit pihaknya bersama intansi terkait
lainnya bakal berupaya dari bawah. "Dengan KLA besar harapan kami bagi
masyarakat Kota Bitung
yang memiliki anak
anak bisa lebih
lebih care kepada anak-anak
agar pertumbuhan baik dan menghasilkan genarasi serta sumber daya manusia yang
berkualitas," jelasnya.
Untuk itulah guna menyelaraskan keterlibatan pemerintah
dan pihak terkait, bagian PP&PA telah melakukan sosialisasi pengembangan
serta pembentukan gugus tugas Kota Layak Anak (KLA) di Kota Bitung dengan
menghadirkan narasumber Ir Jefrie Nelwan MSi Kabid perencanaan pembangunan
Sosial budaya aparatur dan daerah bawahan Bappeda Kota Bitung dengan
materi KLA dalam strategi pembangunan, mekanisme pembentukan gugus tugas
pembentukan KLA oleh Boaz Wilar Konsultan Gender dan PPRG, Meiske Siwi Kabid
Badan PP dan PA provinsi Sulut KlA dan Mekanisme pembentukan gugus tugas
pembentukan KLA oleh Boaz Wilar Konsultan Gender dan PPRG.
Menurut Boaz Wilar mengapa harus ada KLA di Kota Bitung karena
hingga saat di seluruh daerah di Indonesia belum ada masih bersifat menuju
kearah itu lewat kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah setempat. "Di
Indonesia baru Bandung, Gersik, Surabaya, Sidoarjo dan Padang yang menginisiasi
KLA dengan menerapkan beberapa indikator dari 31 indikator yang utama dari
target 200 lebih dari daerah di Indonesia untuk tahun 2015," jelas Boaz.
Lanjutnya, di Sulut
sendiri baru Kota Tomohon, Kota Manado dan Kota Bitung
diharpkan bisa mengaruh ke KLA yang ramah anak. "Beda
antara ramah dan layak, kalau layak dibentuk berdasarkan indikator, ramuh
faktor melangkah kemana saja nyaman contoh infrastruktur jalan trotoar yang
ramah anak,"
tukasnya.manado.tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar