Minggu, 01 November 2015

Masih Banyak Anak-anak di Bitung Menerima Perlakuan tak Layak



Kota Bitung mulai melakukan inisiasi sebagai Kota layak anak (KLA) lewat bagian pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak (PP&PA) setda Kota Bitung.
Ini sebagaimana yang diutarakan Kabag PP&PA Victorine Lengkong KLA untuk Kota Bitung perlu dilaksanakan sebagai strategi pendekatan  pembangunan yang relatif menjamin adanya kesepahaman antara berbagai pihak terkait implementasi
infrastruktur dan penaminan hak-hak anak.
"Kenapa kota Bitung harus menjadi KLA, karena saat ini anak-anak di Kota Bitung banyak yang menerima perlakuan yang tidak layak, tidak nyaman hingga perlakukan kekerasan hingga bakal menjadikan anak itu tidak berkembang dengan didikan yang kurang baik," tutur Orin sapaannya Minggu (1/11) kemarin.
Kata Kabag cantik ini memang mengenai jumlah dan data perlakuan tidak layak hingga kekerasan kepada anak tidak langsung dalam bentuk laporan, karena lebih banyak melayangkan laporan ke kepolisian dan pihaknya dengan kondisi keterbatasan dana taktis hanya sebatas melakukan mediasi belum sampai pada penyelesaian. "Bagian PP&PA sendiri bisa menjadi tempat mengadu permasalahan yang dialami anak," tambahnya.
Kaitannya dengan Kota Bitung menuju KLA, 50 persen dari penduduk yang ada adalah anak-anak yang merupakan penerus bangsa, apa jadinya jida dalam pertumbuhan dan hidup mereka mengalami hal-hal yang tidak diinginkan. Sehingga dengan KLA nantinya, anak-anak di Kota Bitung menjadi acuan bagi bagian PP&PA agar tidak ada lagi kekerasan dan lainnya bagi anak-anak. "Prilaku dan perbuatan tidak menyenangkan kepada anak-anak dilakukan oleh mereka yang berada disekitar anak-anak atau orang terdekat sehingga harus diwaspadai," kata dia.
Lanjutnya, mewujudkan Kota Bitung sebagai KLA sangat sulit namuan sedikit demi sedikit pihaknya bersama intansi terkait lainnya bakal berupaya dari bawah. "Dengan KLA besar harapan kami bagi masyarakat Kota Bitung yang memiliki anak anak bisa lebih lebih care kepada anak-anak agar pertumbuhan baik dan menghasilkan genarasi serta sumber daya manusia yang berkualitas," jelasnya.
Untuk itulah guna menyelaraskan keterlibatan pemerintah dan pihak terkait, bagian PP&PA telah melakukan sosialisasi pengembangan serta pembentukan gugus tugas Kota Layak Anak (KLA) di Kota Bitung dengan menghadirkan narasumber Ir Jefrie Nelwan MSi Kabid perencanaan pembangunan Sosial budaya aparatur dan daerah bawahan Bappeda Kota Bitung dengan materi KLA dalam strategi pembangunan, mekanisme pembentukan gugus tugas pembentukan KLA oleh Boaz Wilar Konsultan Gender dan PPRG, Meiske Siwi Kabid Badan PP dan PA provinsi Sulut KlA dan Mekanisme pembentukan gugus tugas pembentukan KLA oleh Boaz Wilar Konsultan Gender dan PPRG.
Menurut Boaz Wilar mengapa harus ada KLA di Kota Bitung karena hingga saat di seluruh daerah di Indonesia belum ada masih bersifat menuju kearah itu lewat kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah setempat. "Di Indonesia baru Bandung, Gersik, Surabaya, Sidoarjo dan Padang yang menginisiasi KLA dengan menerapkan beberapa indikator dari 31 indikator yang utama dari target 200 lebih dari daerah di Indonesia untuk tahun 2015," jelas Boaz.
Lanjutnya, di Sulut sendiri baru Kota Tomohon, Kota Manado dan Kota Bitung diharpkan bisa mengaruh ke KLA yang ramah anak. "Beda antara ramah dan layak, kalau layak dibentuk berdasarkan indikator, ramuh faktor melangkah kemana saja nyaman contoh infrastruktur jalan trotoar yang ramah anak," tukasnya.manado.tribunnews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar