Kamis, 07 Januari 2016

Satu Nyawa Melayang karena DBD



Predikat Kota Sehat yang diraih Kota Bitung tercoreng akibat peristiwa meninggalnya seorang warga di Pulau Lembeh karena terserang penyakit Deman berdarah dengue (DBD), dari informasi yang dihimpun warga tersebut bernama Fernando Lanet (13) warga Kelurahan Gunung Woka
Kecamatan Lembeh Utara.

"Peristiwa itu terjadi pada Minggu pekan lalu dan meninggal dua hari kemudian pada Selasa (5/1) setelah sempat dilarikan ke Puskesmas Pintu Kota Lembeh," tutur Luther Lorameng anggota DPRD dari Lembeh kepada wartawan di lobby gedung A kantor DPRD Bitung, Kamis (7/1) kemarin. Menurut politisi partai Golkar ini terserangnya warga Kelurahan Gunung Woka Kecamatan Lembeh Utara karena penyakit DBD sempat menggemparkan, karena peristiwa ini baru pertama kalinya terjadi sepanjang awal tahun.

"Tahun-tahun sebelumnya tidak ada penyakit DBD dengan jumlah seperti ini, awal tahun ini meningkat tajam. Selain seorang warga yang meninggal saat ini tiga orang warga lainnya tengah dirawat intensif di rumah sakit di Kota Bitung," urainya.

Korban meninggal karena DBD adalah siswa di SMP PGRI 2 Bitung di Kelurahan Kareko. Atas kejadian ini Lorameng anggota DPRD Bitung dari daerah pemilihan pulau Lembeh meminta kepada semua pihak untuk melakukan antisipasi jangan sampai ada korban lainnya. "Memang ini ada keterlambatan dalam penanganan sehingga kedepan tidak akan terjadi hal seperti ini lagi," tukasnya.

Meninggalnya warga pulau Lembeh karena DBD ditepis oleh Dinas Kesehatan Kota Bitung, dr Vonny Dumingan selaku kepala Dinas mengatakan kasus itu bukan DBD melainkan penyakit Malaria. "Korban pendatang dan sudah terserang penyakit Malaria Mix. Malaria Mix itu sudah tidak akan sembuh karena sudah gabungan dari penyakit Malaria," tutur Vonny.

Dr Elly Sompotan Kebid Penanggulangan masalah kesehatan menjelaskan, munculnya kasus malaria ini sangat mengherankan. Sebab Pulau Lembeh sejak beberapa tahun terakhir sudah tidak tergolong wilayah endemik penyakit tersebut. "Kami sudah lakukan penelitian penyebabnya ternyata karena ada pendatang. Ada tetangga korban yang datang dari Nabire ternyata mengidap malaria," tuturnya.

Lebih lanjut disampaikan Sompotan, pihaknya sudah melakukan antisipasi atas peristiwa ini. Petugas Puskesmas Pintukota maupun Dinas Kesehatan telah menurunkan tim untuk mensurvei keadaan. "Ada temuan di Mawali dan Kelapa Dua terjadi peningkatan kondisi. Makanya kami sudah melakukan MDS (Mass Blood Survey)," Elly menandaskan.

Terpisah kasus Malaria yang merengut nyawa seorang warga di Lembeh mendapat perhatian serius dari forum Kota Sehat Bitung. Menurut Wilson Wonte sekretaris forum hal ini menjadi tamparan keras bagi pemerintah Kota Bitung yang beberapa waktu sebelumnya meraih predikat kota sehat. "Pengawasan dari tingkat atas hingga di lapangan perlu ditingkatkan jangan sampai pimpinan instansi kesehatan seakan membiarkan petugas dilapangan sehingga kurang optimal melakukan tugasnya mengantisipasi dan mencegah penyakit berbahaya," tutur Wilson.

Lanjut pria yang masih tercatat sebagai wartawan senior di Kota Bitung, peristiwa itu terinformasi korbannya sudah terjangkit penyakit Malaria dari daerah Nabire dan kembali ke Bitung lalu meninggal. "Ya, meskipun begitu harus putuskan mata rantainya jangan sampai meninggal korban yang terkena penyakit itu, paling tidak jangan sampai meninggal," tukasnya. sumber:manado.tribunnews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar