Jumat, 04 September 2015

Seminggu setelah Hilang di Laut, Max Terapung Tak Bernyawa





BITUNG - Isak tangis pecah dari beberapa wanita di depan kamar mayat Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bitung, Kamis (3/9/2015). Mereka menangis setelah mengetahui Arthur Maxwel Diauntung alias Max (21) Kelurahan Kelurahan Manembo Nembo, ditemukan meninggal setelah sebelumnya hilang di tengah laut.


Max adalah korban hanyut sejak Jumat (28/8) pekan lalu. Max akhirnya berhasil ditemukan dalam kondisi tak bernyawa terapung di pesisir Pantai Dodik Kelurahan Wangurer Kecamatan Girian oleh seorang Nelayan warga Kampung Kodo Kelurahan Wangurer.

Menurut keterangan yang dihimpun dari warga di sekitar lokasi penemuan, jasad ditemukan sekitar pukul 10.15 wita.

"Awalnya sang nelayan hendak melihat perahu yang dihantam ombak tiba-tiba di radius sekitar 15 meter dari daratan dia melihat ada kaos terapung. Setelah didekati, ternyata jasad, dia langsung mencari bantuan warga sekitar untuk menggangkat jasad tersebut," ujar seorang petugas.

Peristiwa ini langsung dilaporkan ke polisi dan petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bitung. Jasad kemudian dimasukkan dalam kantong mayat warna oranye milik BPBD, lalu diangkut dengan mobil patroli polisi dan dibawa ke kamar mayat RSUD.

Isak tangis pecah. Nuansa kesedihan langsung terasa, terutama bagi Abelia Rasubala, ibu korban. Bersama juga dengan adik korban, Armel Dianuntung, sanak saudara lain larut dalam kesedihan mendalam.

Tak ada kata keluar dari mulut Abelia. Dia hanya terus menerus terisak tangis saat mengetahui anaknya yang sempat hilang sudah ditemukan dalam keadaan tak bernyawa.

"Kami mengetahui kabar ditemukannya Alex dari sanak saudara melalui sambungan telepon sekitar pukul 11.00 wita," tutur Julismin Diantung, tante korban. Sambil menitikkan air mata, Julimin bersama saudara lainnya, memastikan benar sosok jasad yang terapung di Pantai Dodik Wangurer adalah Max. Mereka yakin setelah melihat pakaian yang dikenakan. "Benar dia itu, pakai kaos bergaris dan celana jins serta berkulit hitam," terangnya, lalu disambut isak tangis keluarga.

Kapolres Bitung AKBP Reindolf Unmehopa melalui Aiptu Mardi Siswoyo Kaur Iden Sat Reskrim Polres Bitung, mengatakan dari hasil identifikasi korban mengalami luka-luka di sekujur lengan, leher dan paling parah bagian wajahnya. Kata Mardi, sesuai dengan hukum alam, dapat diketahui dengan mudah apakah jenis kelamin jasad dari posisi di atas air. "Kalau pria pasti posisinya tengkurap dan kalau wanita posisinya terlentang," tukasnya. Saat ini jasad korban sudah di bawah keluarga untuk disemayamkan. manado.tribunnews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar