Sabtu, 13 Agustus 2016

Walikota Bitung Disebut Terlantarkan dan Membuat Menderita Anak-anak THL Korban Pemecatan



Ratusan Tenaga Harian Lepas (THL) Satpol PP turun kejalan menuntut keadilan dari Pemkot Bitung yang dinilai sewenang-wenang.

Demonstrasi para THL ini di kantor DPRD Bitung pada (12/08/2016) dan diterima Ketua DPRD Bitung, Lorensius Supit
yang terkesan tak memberikan jawaban yang pasti untuk memperjuangkan nasib para THL yang terzalimi oleh Pemerintahan MAMA.

Dalam orasi lewat Kordinator Osualdo Bintang didepan pimpinan DPRD Bitung tersebut mengatakan, mengacu dari program pemerinta RI dimana upaya pemberantasan pengangguran dan kemiskinan sampai kepelosok tanah air, ternyata yang terjadi di Kota Bitung malah sebaliknya menambah pengangguran pada pemerintahan Walikota Max J Lomban dan Wakil Walikota Maurits Mantiri atau dikenal dengan pemerintahan MAMA.

Lanjutnya lagi, rekrutmen THL oleh pemerintahan MAMA banyak warga yang berasal dari luar Kota Bitung.
“Kami minta agar sistem pengrekrutan THL harus melalui test baik lisan maupun tulisan bahkan didasari dengan bakat yang dimiliki yang bersangkutan,” ungkapnya.

Hal lain dikatakan Jemmy Lalutung bahwa ratusan THL Pemkot Bitung terlantar dan benderita, pasalnya masa kerja 5 tahun bahkan ada yang 10 tahun keatas termasuk katagori ll tidak diakomodir oleh Pemerintah MAMA.

Dalam aksi turun kejalan tersebut berbagai macam spanduk protes para pendemo bertuliskan berbagai kecaman terhadap pemerintahan Lomban-Mantiri, seperti ‘Sekejamnya ibu kota tetapi lebih kejam MAMA di Bitung’. Spanduk lainnya menyebut ‘Anak-anak terlantar dan menderita karena kebijakan walikota Bitung’.

Ketua DPRD Bitung Laurensius Supit setelah mendengarkan tuntutan ratusan THL Satpol PP yang dipecat, ia menyatakan permasalahan ini akan di sampaikan kepada Walikota. “Ya demi rakyat wajib hukumnya saya akan sampaikan sama pak wali,” ujar Supit. cybersulutnews.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar