Selasa, 09 Agustus 2016

Rekrutmen THL Pemkot Bitung Menuai Protes



Lima sampai sepuluh tahun bekerja sebagai tenaga harian lepas (THL/honorer) tidak memberi jaminan bagi puluhan honorer di lingkungan Pemerintah Kota Bitung untuk diterima kembali bekerja.

Setelah putus kontrak per 31 Maret 2016, 1.149 THL kembali melamar. Banyak yang diterima kembali. Ada juga yang tidak diterima. Mereka yang tak diterima pun bertanya-tanya.

Di Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) ada 19 orang
wajah baru dari 28 orang yang diterima. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) 201 kuota yang tersedia, 166 di antaranya diisi orang baru.

"Ada yang tidak beres dengan rekrutmen ini, kami pertanyakan apa pertimbangannya sampai orang baru lebih diutamakan ketimbang kami yang sudah sangat lama bekerja sebagai THL," tutur Risdianto Hamisi, seorang pelamar di BPBD, Selasa (9/8).

Pelamar lainnya menduga penerimaan kali ini ada faktor kedekatan dengan pimpinan dan sebagai pendukung waktu pilkada 2015 pasangan wali kota dan wakil wali kota terpilih.

"Ini sangat jelas terlihat makanya banyak orang luar Bitung yang diterima," sebut seorang pelamar.

Polemik penerimaan pelamar THL dari luar Kota Bitung semakin marak berhembus. Kuat dugaan ada oknum yang dekat dengan wali kota melakukan kongkalikong dengan menggeser posisi pelamar dari Bitung dengan orang dari luar.

"Kami sudah memiliki data akurat dan hasil survei di lapangan sebagian besar yang diterima THL bukan warga Bitung dan ironisnya tak punya kartu identitas Bitung," kata Sanny Kakuhe, pentolan LSM Lumbung Informasi Rakyat (Lira) Kota Bitung.

Menurutnya, hal ini sangat mencederai komitmen dan janji dari Wali Kota Bitung Max Lomban dan Wakilnya Maurits Mantiri. Saat kampanye lalu kedua sempat berjanji akan mengakomodir yang berjuang untuk memenangkan pasangan yang dijuluki MaMa (Max-Maurits).

"Kalau sudah begini nilai kepercayaan kepada para pemimpin ini akan surut, dan kepercayaan yang sudah dibangun jadi luntur," kata di.

Disentil mengenai ada oknum orang dekat Wali Kota Bitung yang kuat dugaan bermain-main memasukkan THL dari luar kota, Sanny mengaku, sedang mengumpulkan bukti dan masukkan dari teman LSM serta wartawan.

"Katanya penerimaan THL dari luar kota tidak sepengetahuan wali kota, hanya ulah dari oknum saja dan ini akan kami usut jika terbukti akan kami proses lanjut sesuai ketentuan berlaku," tukasnya.

Terpisah Kepala Satpol-PP, Boy Rumawung, mengatakan, untuk proses rekrutmen sudah berjalan sesuai mekanisme. "Para THL atau warga Kota Bitung pada umumnya harus memahami bahwa keputusan akhir ada pada pimpinan daerah. Kami di bawah hanya mengikuti prosedur yang ditetapkan. Jadi kalau dibilang tidak fair, saya kira itu keliru," jelas Rumawung.

Dia mengaku sangat memahami kekecewaan pelamar yang tidak diterima sebagai THL. Dia juga tidak menghiraukan dan tidak mempermasalahkan komplain yang muncul, mengingat itu hak mereka. "Terserah mereka mau bilang dan katakan apa mengenai penerimaan ini," pungkasnya.

Terpisah Sekretaris Badan Kepegawaian Daerah dan Pendidikan Pelatihan (BKD-PP), Rita Sumiok, menjelaskan penentuan siapa yang diakomodir ada di tangan pimpinan, mengingat rekrutmen THL ada di tataran kebijakan. "Pertimbangannya sesuai kebutuhan dan sekali lagi ini merupakan kewenangan pimpinan. Kami di BKD-PP hanya memproses berkas yang masuk," urai Rita. sumber:manado.tribunnews.com
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar