BITUNG - Turunnya harga Bahan
Bakar Minyak (BBM) selang sebulan ini, justru tidak dibarengi dengan menurunnya
harga bahan pokok, apalagi harga bahan pangan. Selang bulan April ini saja,
harga sembako khususnya batang bawang dan bawang merah, justru mengalami
kenaikan dan terasa kian mencekik masyarakat.
Di pasar tradisional
Kota Bitung, seperti pasar Winenet dan Girian, harga bawang merah melonjak Rp
75 ribu/kg. Sementara batang bawang dijual perdaun seharga Rp 2000 samapi Rp
5000, itu pun dalam ukuran kecil.
Salah satu pengusaha
kantin dalam kompleks Kantor Walikota Bitung, Frans Nathang, dalam
keterangannya kepada wartawan, mengaku penjualan makanan mengalami penurunan
signifikan, karena pengaruh masih tingginya nilai jual bawang.
Terkait kenaikan harga
sembako ini, Kadis Perindag Kota Bitung, Benny Lontoh, menjelaska, pihaknya
tidak bisa mengendalikan harga di pasar. Pihaknya hanya bisa melakukan
koordinasi guna mengatur pendistribusian.
Diakuinya, kenaikan
harga bawang disebabkan oleh kondisi cuaca yakni musim panas lalu, sedangkan
volume tanam dan produksi petani di Bitung justru tidak mampu memenuhi
kebutuhan pasar. Kenaikan harga sembako seperti harga bawang saat ini,
terangnya, jika tidak diantisipasi dengan baik maka bisa saja menjadi sebuah
bencana pangan. Untuk itu, menurutnya perlu dilakukan penanaman bahan pangan
untuk membantu suplay kebutuhan di masa mendatang.
Kadis Pertanian dan
Ketahanan Pangan Kota Bitung, Ir Alex Watimena, saat dikonfirmasi secara
terpisah, menjelaskan bahwa pihaknya sementara giat menggalakkan program rumah
pangan lestari dengan pemanfaatan pekarangan rumah.
Atas program yang
digalakkan ini, harapnya, pada bulan Agustus mendatang semua tanaman rumah
pangan lestari semakin menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, hidup dan
berkembang, serta bisa membantu meminimalisir kenaikan harga bahan pelengkap
pangan bukan saja bawang tetapi tomat dan rica juga. manadoexpress.co
Tidak ada komentar:
Posting Komentar