Bitung – Aktifis
anti korupsi, Berty Lumempouw mengaku sangat prihatin dan sedih melihat kondisi
negara saat ini.
Ibaratnya negara
sementara mempertontonkan ketidakadilan dengan sejumlah kasus-kasus hukum yang
terjadi tanpa ada kepastian hukum dari para aparat penegak hukum.
“Kita
dipertontonkan dengan ketidakadilan,” tulis Berty di account facebooknya, Rabu
(7/12/2016).
Pembina Garda
Tipikor Indonesia (GTI) Sulut ini membeberkan sejumlah kejadian di Indonesia
yang dianggap tak adil dan Polisi hanya diam.
“Pelaku
penganiayaan Polisi dan pembakaran mobil Polisi di Jakarta dibebaskan..,”
tulisnya.
Tak hanya itu, ia
juga menuliskan, Pelaku Penghinaan Presiden dan biang kekacauan di negri ini si
Riziq justru didatangi Kapolri dan bisa 1 panggung dengan Penguasa RI.
“Pelaku dugaan
Makar 8 orang tidak di tahan. Pelaku yang bubarkan ibadah KKR Natal di Bandung
justru di biarkan oleh Polisi,” katanya.
Tak hanya di
Jakarta, hal yang serupa juga terjadi di Sulut yakni, kasus pengroyokan Polisi
di Tomohon yang sudah didamaikan oleh Kapolsek, justru diperlakukan seperti
teroris, di permalukan di Medsos dan ditangkap serta ditahan lima orang.
“Berharap hukum
punya keadilan dan hati nurani. Buat yang punya negara, ingat kita punya
kesepakatan dan sumpah pada tanggal 28 Oktober 1928. Jangan dilanggar,”
katanya. beritamanado.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar