Sabtu, 10 Desember 2016

Tua-tua Keladi, Pasangan Uzur Jadi Tersangka Cabul



Cinta bisa menggelapkan hati. Didorong oleh cinta, seseorang bisa melakukan hal yang tak berperikemanusiaan. Seperti dialami F alias Oma (73). Di senjakala hidupnya, Oma melakukan perbuatan terkutuk demi cintanya pada M alias Opa (60).

Dia mengiming-imingi Bunga (11) dengan uang agar bocah cilik itu mau melayani nafsu bejat Opa. Kejadian itu terjadi dua kali, dan dilaporkan ke Polres Bitung pada Rabu lalu. "Dia bilang mo se tinggal pa kita kalu kita nda bantu pa dia," kata Oma sambil menangis di Polres Bitung Jumat (9/12/2016).

Oma menuturkan, dirinya terlanjur cinta pada Opa. Cinta yang begitu besar itu, sayangnya tidak didukung oleh fisik Oma yang sudah sakit - sakitan. "Kita so tua kasiang, badan so saki - saki," beber dia. Menurut Oma, dia sempat protes keras kala Opa menuturkan niatnya itu.

Namun Oma tak sanggup menghadapi jurus andalan Opa yakni kawin lagi. Opa memang dikenal tukang kawin. Oma bukan yang pertama bagi Opa. "Dia ancam tinggalkan saya jadi saya terima, saya bukan yang pertama namun ingin jadi yang terakhir," kata dia. Oma mengaku menangis kala mengantar anak itu ke Opa yang kemudian menuntunnya ke kamar. Ia tahu apa yang akan terjadi. "Rasanya berat sekali," ujar dia.

Dalam lubuk hatinya, Oma merasa kasihan dengan anak itu. Kala melakukan perbuatan bejat itu, Oma merasa ada dua suara berperang di hatinya ; satu mengikuti kehendak Opa, satunya lagi membatalkan niat itu.

Namun racun cinta terlanjur mencemari hati Oma. "Ancamannya terus membayangi saya, saya ini sudah tua, sudah tak punya apa - apa lagi," ujar dia. Kini Oma dan Opa terancam hukuman berat. Keduanya diancam pasal perlindungan anak dengan ancaman hukuman belasan tahun. Oma mengaku pasrah hidup dalam penjara, karena Opa pun akan demikian.

"Saya pasrah saja, jika memang hidup ini harus berakhir di penjara memang itu sudah sepantasnya," kata dia. Sementara Opa mengaku siap menerima apapun hukumannya. Ia merasa menyesal. "Saya menyesal," kata dia.

Opa pun pasrah menjalani sisa hidup dalam penjara, bahkan bila maut menjemputnya dalam sel yang dingin serta sunyi. Sementara Bunga masih shok. Dia terlihat ketakutan. Jika melihat sosok mirik Opa, Bunga akan berteriak. Pandangannya kosong. Seakan nyawa telah melayang dari tubuh mungilnya.

Informasi yang dihimpun Tribun Manado, kejadian tersebut sudah terjadi beberapa kali.
Pengakuan Bunga, dua kali Opa memaksanya berhubungan badan. Sedang kejadian pelecehan lainnya seperti meraba atau mencium sudah tak terhitung lagi. Opa membujuk Bunga lewat permen atau kue.

Nah disinilah Oma diduga terlibat karena Oma lah yang kerap memberikan kue kepada Bunga. Kejadian tersebut nanti terbongkar Selasa siang. Kala itu orang tua angkat Bunga bernama Hari curiga karena anaknya tidak mau keluar kamar. Karena Bunga diam, Hari mencari tahu pada tetangga.

Seorang tetangga memberitahu kejadian itu. Ketika hal itu ditanya ke Bunga, gadis kecil itu langsung meneteskan airmata. Hari yang kebingungan kemudian memilih melapor ke Pendeta yang kemudian meneruskannya ke first lady kota Bitung Khouni Lomban Rawung.

Kasat Reskrim Polres Bitung AKP C Samuri mengatakan, Opa dan Oma sudah berstatus tersangka. "Kasus keduanya sementara ditangani Polres Bitung," kata dia. sumber:manado.tribunnews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar