Kamis, 15 Desember 2016

Ribuan Pekerja Terancam tak Dapat THR



Ribuan pekerja sektor perikanan Bitung terancam tidak memperoleh tunjangan hari raya (THR). Ancaman itu buntut dari terpuruknya sektor perikanan akibat kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti. Sebagian besar perusahaan sudah kolaps. Yang tersisa megap-megap.

Informasi yang dihimpun Tribun Manado, sejumlah perusahaan segera melaporkan kesulitan bayar THR tersebut ke Disnaker Bitung. Seorang pemimpin perusahaan ikan yang enggan disebut namanya, mengatakan, pihaknya kesulitan membayar THR kali ini. "Jangankan THR, bayar gaji saja sulit," kata dia, Kamis (15/12).

Disebutnya, kondisi perusahaannya sangat buruk. Impor ikan dari luar daerah sudah dihentikan. "Padahal kami hanya bertahan dari impor itu," ujar dia. Disebutnya, perusahaan sudah merumahkan sejumlah karyawan dan berencana masih akan merumahkan karyawan lagi.

Dengan berkelakar ia menyebut, judul film sebaiknya Senjakala di Bitung. "Perusahaan berada di titik nadir, benar-benar senjakala di Bitung," ujar dia. Asni, seorang pekerja, mengaku belum pasti mendapat THR. Ia pasrah. "Dulu di zaman jaya perusahaan, hari gini sudah ada THR bahkan ada Coca Cola dari perusahaan, kini tidak ada, bahkan kami dalam bayang-bayang pemecatan, sungguh Natal yang kelabu," ujar dia.

Plt Kadisnaker Bitung, Harry Tania, membenarkan jika mendung di industri perikanan bisa berpengaruh pada pembayaran THR. "Banyak perusahaan ikan di Bitung yang bermasalah," ujar dia. Dikatakan Tania, perusahaan penangkapan dan pembekuan sudah kolaps sejak tahun 2014.

Sementara perusahaan pengolahan ikan dalam sakratul maut. "Hanya satu dua saja yang masih beroperasi normal," kata dia. Tania mengatakan, semua perusahaan harus membayar THR seperti yang disyaratkan dalam peraturan menteri. Untuk perusahaan perikanan yang tidak mampu membayar THR, ungkap dia, bisa menempuh jalan musyawarah dengan karyawan dalam mekanisme bipartit.

Ia mengimbau perusahaan jangan mengambil putusan sepihak. "Harus dibicarakan dengan karyawan setelah itu melaporkan hasil pembicaraan pada kami," ujar dia. Ungkap dia, belum ada perusahaan yang melapor kesulitan bayar THR. Namun pihaknya terus bersiaga. "Kami telah membuat posko THR, ini memang masalah pelik namun kami janji menuntaskannya," ujar dia.

Beda nasib
Nasib berbeda dialami sejumlah warga yang lahannya masuk jalur tol. Jumat (16/7), pembayaran ganti rugi lahan tol akan dimulai. Ratusan warga di 15 kecamatan di Bitung dapat giliran pertama. Bryan Gosal, seorang warga, mengaku senang bisa beroleh ganti rugi.

Bryan enggan menyebut uang yang akan ia terima. Sebutnya, uang itu akan digunakannya untuk membiayai kebutuhan Natal. "Saya pakai untuk Natal," ujar dia. Ronaldi warga lainnya mengatakan, bakal menggunakan uang ganti rugi untuk beli mobil. Mobil itu akan digunakannya untuk usaha. "Saya akan gunakan angkut ikan," kata dia. Wakil Wali Kota Bitung, Maurits Mantiri, mengimbau warga agar menggunakan uang tersebut untuk keperluan hidup. "Jangan pakai hura - hura," ujar dia. sumber:manado.tribunnews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar