Wakil
Wali Kota Bitung, Maurits Mantiri, memprediksi industri pengolahan ikan di
Bitung bakal tamat di tahun 2017 jika kebijakan moratorium alih muat kapal ikan
di laut tidak dicabut. "Akan
banyak pengusaha pengolahan ikan yang gulung tikar," ujar dia, Minggu
(4/12). Disebut Maurits, industri pengolahan ikan di Bitung kini dalam sakratul
maut.
Produksi
turun drastis akibat sulitnya bahan baku ikan. Sejumlah perusahaan ikan telah
merumahkan ribuan karyawan. "Jika tak ada perubahan kebijakan maka
industri perikanan Bitung bakal kolaps," kata dia.
Maurits
menyatakan, pihaknya terus berjuang menyelamatkan industri perikanan di Bitung. Menurut
dia, Pemkot Bitung telah menyurat ke Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
"Kami juga minta Pak Olly (Gubernur Sulut Olly Dondokambey) agar bisa
melakukan lobi di pusat," kata dia.
Lonceng
kematian untuk industri pengolahan ikan terus terdengar di Kota Bitung. Data
Disnaker Bitung, kuartal pertama 2016, ada 11 ribu karyawan menganggur serta
3.200 anak buah kapal dirumahkan.
Kapal
yang tidak melaut berjumlah 1.430 unit. Ada 750 unit di antaranya belum dapat
izin pemerintah pusat. Untuk memenuhi kebutuhannya, perusahaan pengolahan ikan
mendatangkan ikan dari Muara Baru, Jakarta serta impor dari luar negeri.
Perusahaan
ikan kini hanya mampu mendapatkan 20 ton ikan per hari, padahal idealnya 100
ton. Wali
Kota Bitung, Max Lomban berencana mendatangkan Presiden Jokowi ke lokasi
perikanan dan pelabuhan. "Saya akan coba bawa Jokowi ke sana," ujar
dia.
Menurut
Lomban, jadwal kunjungan Jokowi pada 27 Desember nanti hanyalah di Kawasan
Ekonomi Khusus (KEK). Namun ia akan berupaya agar Jokowi bisa juga meninjau
perikanan Bitung. "Saya akan coba," ujar dia. sumber:manado.tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar