Minggu, 04 Desember 2016

Industri Perikanan Diprediksikan Tamat di 2017



Wakil Wali Kota Bitung, Maurits Mantiri, memprediksi industri pengolahan ikan di Bitung bakal tamat di tahun 2017 jika kebijakan moratorium alih muat kapal ikan di laut tidak dicabut. "Akan banyak pengusaha pengolahan ikan yang gulung tikar," ujar dia, Minggu (4/12). Disebut Maurits, industri pengolahan ikan di Bitung kini dalam sakratul maut.
 
Produksi turun drastis akibat sulitnya bahan baku ikan. Sejumlah perusahaan ikan telah merumahkan ribuan karyawan. "Jika tak ada perubahan kebijakan maka industri perikanan Bitung bakal kolaps," kata dia.

Maurits menyatakan, pihaknya terus berjuang menyelamatkan industri perikanan di Bitung. Menurut dia, Pemkot Bitung telah menyurat ke Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). "Kami juga minta Pak Olly (Gubernur Sulut Olly Dondokambey) agar bisa melakukan lobi di pusat," kata dia.

Lonceng kematian untuk industri pengolahan ikan terus terdengar di Kota Bitung. Data Disnaker Bitung, kuartal pertama 2016, ada 11 ribu karyawan menganggur serta 3.200 anak buah kapal dirumahkan.

Kapal yang tidak melaut berjumlah 1.430 unit. Ada 750 unit di antaranya belum dapat izin pemerintah pusat. Untuk memenuhi kebutuhannya, perusahaan pengolahan ikan mendatangkan ikan dari Muara Baru, Jakarta serta impor dari luar negeri.

Perusahaan ikan kini hanya mampu mendapatkan 20 ton ikan per hari, padahal idealnya 100 ton. Wali Kota Bitung, Max Lomban berencana mendatangkan Presiden Jokowi ke lokasi perikanan dan pelabuhan. "Saya akan coba bawa Jokowi ke sana," ujar dia.

Menurut Lomban, jadwal kunjungan Jokowi pada 27 Desember nanti hanyalah di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Namun ia akan berupaya agar Jokowi bisa juga meninjau perikanan Bitung. "Saya akan coba," ujar dia. sumber:manado.tribunnews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar