Sabtu, 17 Oktober 2015

Satwa Endemik Sulut Yaki Nyaris Punah! 80 Persen Dijual dan Dikonsumsi



BITUNG - Puluhan Yaki pantat merah atau Macaca Nigra menghiasi sudut Gedung Kesenian (GK) Kota Bitung, puluhan orang didalamnya pun tak menyia-nyiakan untuk mendekat dan menghampiri melihat secara langsung satwa yang dilindungi itu, Jumat (16/10).


"Yaki-yaki dalam sebuah gambar dan foto merupakan bagian dari pelaksanaan pemeran Selamatkan Yaki yang digagas oleh Program Selamatkan Yaki," tutur Herry Hilser Manager Program Selamatkan Yaki, Jumat (16/10) kemarin.

Dalam pameran tersebut ditampilkan foto-foto Yaki, Babi rusa, Tarsius, Cakak Hutan Tunggir Hijau, Burung Rangkong, Ular Sawah dan satwa dilindungi lainnya yang hidup di hutan konservasi di Kota Bitung.

"Lewat pemeran ini semua orang akan tahu bagaimana menjaga Yaki dan semua satwa di Sulut," tambahnya.

Herry berharap pameran seperti ini akan meningkatkan perasaan dan nilai-nilai positif bagi masyarakat di Sulut, juga untuk sektor pariwisata. 

"Penyebab utama menurunnya populasi yaki di tanah Minahasa 80 persen dalam kurun waktu 40 tahun tidak lain adalah karena yaki selalu menjadi sasaran perburuan untuk diperdagangkan, dipelihara bahkan dikonsumsi," kata dia.

Yaki merupakan satwa endemik dan memiliki keistimewaan.

"Yaki bisa menebar bibit guna membantu pertumbuhan dan pelestarian hutan yang berefek terhadap kehidupan terhadap masyarakat," Herry menandaskan.

Max Lomban, Wakil Wali Kota Bitung yang membuka secara resmi pelaksanaan pameran mengatakan Yaki banyak tersebar di hutan primer dan hutan lindung di Sulut khususnya di Cagar Alam Tangkoko dan Taman Wisata Alam (TWA) Batuputih.

"Sayangnya populasi Yaki makin menurun setiap tahun disebabkan ancaman utama yakni perburuan untuk dikonsumsi dan dipelihara oleh sebagian masyarakat," ujar Lomban.

Akibat dari perburuan terhadap Yaki yang masih saja dilakukan masyarakat mengancam polulasi hewan jenis Yaki atau Macaca Nigra padahal keberadaan hewan ini sangat membantu ekosistim hutan.

Yaki menjaga kelestarian hutan dan sistem lingkungan, juga dapat menjadi ikon pariwisata.

"Selamatkan Yaki sejak sekarang, dan tentunya Pemkot siap mensosialisasikan program ini," pintanya. manado.tribunnews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar