“Populasi
Hewan Jenis Yaki atau Macaca nigra sangat membantu ekosistim hutan, dimana yaki
tersebut dapat menjaga kelestarian hutan dan sistim lingkungan juga dapat
menjadi ikon pariwisata,”, “ujar Wakil Walikota Bitung M.J Lomban saat
menyampaikan sambutan dalam rangka pembukaan pameran Selamatkan Yaki bertempat gedung
Kesenian Kecamatan Girian, 16/10.
Menurut
Lomban, Yaki banyak tersebar di hutan primer dan hutan lindung di Sulut. Namun,
paling banyak ditemui saat ini di Cagar Alam Tangkoko kota Bitung, Sayangnya
populasi yaki makin menurun setiap tahun disebabkan ancaman utama yakni
perburuan untuk dikonsumsi dan dipelihara oleh sebagian masyarakat. untuk itu
perlu kita sepakati untuk mendeklarasi “selamatkan Yaki (Save Yaki)” sejak
sekarang, dan tentunya pemkot siap
mensosialisasikan program ini, “ujar Lomban.
Sementara,
Harry Hilser selaku Program Manager Selamatkan Yaki mengungkapkan, Penyebab
utama menurunnya populasi yaki di tanah Minahasa (80% dalam kurun waktu 40
tahun), tidak lain adalah karena yaki selalu menjadi sasaran perburuan untuk diperdagangkan, dipelihar bahkan dikonsumsi.
Adapun
alasannya peduli terhadap yaki disebabkan yaki hewan yang enemik yang bisa
menebar bibit guna membantu pertumbuhan dan pelestarian hutan yang berefek
terhadap kehidupan terhadap masyarakat, “jelas Herry.
Dalam
kesempatan tersebut turut hadir Wakil Ketua TP-PKK Ny Khouni Lomban-Rawung
bersama sejumlah pimpinan SKPD para pelajar juga komunitas selamatkan yaki.
sumber: humaskotabitung.blogspot.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar