Pertemuan
Forum Pilakada Damai, kembali digelar oleh KPU kota Bitung, Sulawesi Utara.
Kali ini bertempat di Sekretariat pasangan calon walikota dan wakil walikota
Stefan Pasuma-Mario Karundeng, pada Kamis, 22/10/2015.
Jika
pada pertemuan sebelumnya hanya ada 6 pasangan, kali ini bertambah satu menjadi
7 pasangan, yakni pasangan Ridwan Lahiya-Max Purukan.
Pasangan
nomor urut 1, Max Lomban-Maurits Mantiri, yang diwakili oleh salah seorang
anggota tim kampanye, Nico Walone mengangkat masalah media sosial, yang dapat
menimbulkan instabilitas.
”
Kami mengajak pasangan calon walikota dan wakil walikota untuk menghimbau
pendukung agar lebih santun, supaya tidak melakukan black campaign,” kata Nico
Walone.
Sedangkan
pasangan Michael Jacobus- Paulus Kumentas mengangkat masalah keterbatasan APK jenis leaflet.
”
KPU harus percepatan APK dalam bentuk leaflet, agar ditambah karena sangat
strategis bagi pendidikan politik masyarakat,” kata Michael Jacobus.
Pasangan
Linna Utiarachman-Petrus Singale, mengajak pasangan calon memberi contoh bagi
pendukungnya untuk santun di media sosial.
”
Masalah yang timbul di media sosial, dapat diminimalisir jika pasangan calon
atau tim kampanye ikut memantau dan menegur pendukung yang kelewatan,” kata
Linna Utiarachman.
Pasangan
Aryanthi Baramuli Putri-Santy Luntungan mengeluhkan APK dalam bentuk Baliho
yang sebagian besar rusak
”
Jika diperbolehkan, kami pasangan calon siap mengganti APK baliho yang sebagian
besar telah rusak,” kata Santy Luntungan.
Tuan
rumah, pasangan Stefan PaSuma-Mario Karundeng mengingatkan KPU untuk konsisten
dengan tema debat pada 24 Oktober mendatang.
“Kami
berharap bagi KPU dan panelis untuk konsisten dengan tema, yakni memajukan dan
mengatasi masalah di kota Bitung.
Dalam
pertemuan ini, Ketua KPU kota Bitung, Sammy Rumamby meminta aparat kepolisian,
terutama cyber crime untuk menindak akun media sosial yang mengancam stabilitas
Kamtibmas. sumber:bitungnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar