BITUNG - Pulau Sulawesi khususnya Sulawesi Utara
dikenal memiliki berbagai jenis hewan endemik satu di antaranya jenis Tarsius yang
hidup di tengah hutan belantara.
Populasi
Tarsius
banyak dijumpai di kawasan hutan konserverasi cagar alam Tangkoko
dan Taman Wisata Alam (TWA) Batuputih Bitung.
Pekan
lalu, warga Gang Puncak Indah Kelurahan Paceda Lingkungan III Kecamatan
Madidir menemukan primata kecil dari genus Tarsius ini
di perkebunan kaki Gunung Duasaudara.
"Tarsius
yang didapat pada Kamis (8/10) lalu, sudah yang ketiga kalinya dalam kurun
waktu bertahun-tahun di lokasi yang sama perkebunan milik warga di bawah kaki
gunung Duasudara yang jaraknya 3 sampai 5 kilometer dari pemukiman warga di
lingkungan III RT X Kelurahan Paceda," tutur Robert Budiman (61).
Kata
Robert, yang ditemukannya kali ini adalah spesis Tarsius
tarsier ini saat dirinya bersama seorang petani bernama Jansen sedang membersihkan
perkebunan Pasong Sembel (sebutan untuk areal kebun milik keluarga Budiman
Kapulika).
"Jadi
waktu itu dia (Jansen) yang terlebih dahulu menemukan seekor Tarsius kecil
mungil di tengah-tengah di atas kebun yang telah dibersihkan, lalu memanggil
saya untuk melihat hewan apa yang ditemukan karena Jansen tidak tau kalau hewan
itu adalah Tarsius,"
terangnya.
Setelah
itu kedua pria ini kemudian memasukannya ke dalam botol air mineral besar lalu
dibawa ke rumah guna diselamatkan. Pihaknya berencana memelihara hewan yang
didapat di perkebunan ini.
"Untuk
Tarsius
yang pertama ditemukan mata besar seperti Tarsius yang
sering dijadikan ikon pemerintah Kota Bitung, kedua dan bulunya hitam. Selama
dipelihara kami memberi makan serangga karena itu adalah makannya lain dari itu
dia tidak mau makan," tukasnya.
Wesly
Tamasiro pemerhati lingkungan Kota Bitung menilai temuan satwa endemik Tarsius oleh
masyarakat harus diperhatian pihak yang berwenang agar meminta warga itu
mengembalikan ke habitatnya.
"Karena
kalau dia (Tarsius) hidup bukan pada habitatnya hidupnya tidak akan
hidup," terangnya.
Sebagai
pemerhati lingkungan dia melihat jika keberadaan Tarsius yang
terancam berkurang populasinya ditambah dengan kondisi hutan Tangkoko
tempat mereka tinggal dalam pemulihan dari kebakaran, membuat Tarsius
mencari tempat aman jauh dari dari habitatnya.
"Nah
kalau Tarsius
keluar dari habitatnya dan ditemukan warga lalu dipelihara akan semakin
murunkan populasi hidupnya," tukasnya. manado.tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar