Pelaksanaan debat publik calon wali kota Bitung Sabtu pekan
lalu di gedung A DPRD Bitung diawali
dengan pemaparan visi dan misi dari ketujuh Max Lomban calon urut 1, Stefanus
Pasuma urut 2, Michael Jacobus urut 3, Hengky Honandar urut 4, Linna
Utiarachman urut 5, Aryanthi Baramuli Putri urut 6 dan Ridwan Lahiya urut 7.
Diawali dengan sesi menjawab pertanyaan dari panelis oleh
calon nomor urut 7 yaitu Bitung kota
pelabuhan lama digaungkan jadi Internasional Hub Port (IHP), apa yang paling
mendasar dan strategis harus dilakukan menuju IHP.
"IHP hanya wacana kosong sejak mantan wali kota Bitung almarhum
Milton Kansil sudah digaungkan dan punya blue print. kendalanya tidak ada
investor yang mau membiayai karena dannya rp 49 triliun stektholder belum siap
hanya wacana dan cita. Namun saat kami jadi wali kota Bitung itu akan
terlaksana dan terwujud," tutur Ridwan Lahiya calon nomor urut 7 menjawab
pertanyaan panelis.
Dalam debat kemarin dipandu oleh Moderator sekaligus
merangkap panelis Suhendro Boromo pimpinan salah satu media cetak serta empat
orang panelis lainnya Prof DR J.F Senduk M.Pd Dosen Unima, Prof David Saerang
M.Com, Ph.D Dosen Unsrat Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Dr Novi Pioh M.Si
Dosen Pemerintahan Fisip Unsrat dan Effendy Sondakh, SIP, MIP Dosen Fisip
Unsrat debat mengambil tema "Memajukan daerah dan menyelesaikan persoalan
daerah".
Dikesempatan selanjutnya calon nomor urut 6 Aryanthi
Baramuli Putri menjawab pertanyaan, jika terpilih jadi wali kota bagaimana
majukan Bitung lewat
pembangunan pemerintahan dan pemerintahan. Dalam jawabannya Aryanthi mengatakan
strategi pembangunan deminensi pembangunan manusia dan masyarakat majukan daerah.
"Pertama pendidikan sangat penting, memberikan beasiswa S2 dan S3 serta
mendirikan universitas di pulau Lembeh dan dataran Kota Bitung juga
beasiswa untuk PSN," jelas Baramuli.
Lanjutnya untuk pemerintahan tidak KKN dan
bekersinambungan bersih dengan menempatkan orang yang tepat pada tempanya atau
the rigth men in the rigth place tanpa melihat suku agama dan lainnya. Beralih
pada calon urut 5 Linna Utiarachman dicecar dengan pertanyaan 'jika terpilih
jadi wali kota hal yang dilakukan perkuat dimensi struktur kelembangaan
eksekutif dan legislatif bagaimana cara perkuat eksekutif dan legislatif yang
keduanya tidak terlepas dalam membuat kebijakan. "Saya akan menyatukan
visi sebagai eksekutif dengan legislatif untuk masyarakat Bitung bisa hidup
sejahtera, tidak ada perbedaan arah kebijakan yang diambil akan
bertentangan," terang Linna.
Pada kesempatan lainnya Hengky Honandar calon nomor urut
4 dicecar dengan pertanyaan mengenai industri perikanan Sulut yang terpusat di
Kota Bitung, namun ada
saja kendala utama untuk majukan industri di Bitung jadi
terdepan di Indonesia timur.
Dalam jawabannya
Honandar mengatakan majukan industri perikanan di Bitung sebenarnya ditengah
kondisi moratorium berdampak besar pada penangkpan dan nelayan. "Persoalan
dampak pada tenaga kerja yang bekerja di kapal jaring bagaimana cari jalan
keluar untuk mereka dengan cara bentuk koperasi nelaya. manado.tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar