BITUNG - Tarsius
tarsier yang ditemukan Robert Budiman (61) warga Gang Puncak Indah
Kelurahan Paceda lingkungan III Kecamatan Madidir pada Kamis pekan lalu telah
tewas.
Demikian
disampaikan Robert saat diwawancarai Tribun Manado di rumahnya. Dia
menyampaikan satwa endemik yang populasinya juga tersebar di Kepulauan Sangihe,
Filipina Sulut itu meninggal pada Minggu (11/10).
"Sekitar
11.00 wita Tarsius
yang kami letakkan dalam kandang mati. Ini dikarenakan Tarsius
jarang makan meskipun kami telah memberi asupan makanan khusus yaitu serangga
dan pisang. Hewan ini hanya makan sekali pasca ditemukan Kamis lalu,"
tutur Robert.
Tarsius
yang dipelihara selama tiga hari telah dimakamkan di halaman rumahnya. Dia
menyayangkan meninggalkan hewan yang didapat di perkebunan Pasong Sembel.
Perkebunan
tersebut terletak di bawah kaki gunung Duasudara. Jaraknya sekitar tiga sampai
lima kilometer dari pemukiman warga di Lingkungan III RT X Kelurahan Paceda.
Diduga,
Tarsius
turun karena musim kemarau berkepanjangan di Pegunungan Dua Sudara, habibat
endemik Tarsius.
"Panas membuat satwa seperti ini turun gunung untuk mencari tempat
dingin," tambahnya.
Kata
Robert, Tarsius
tersebut rencananya akan dilepaskan di Penangkaran Satwa Tasik Koki namun sudah
terlebih dahulu meninggal. Diberitakan sebelumnya, Kamis pekan lalu Robert dan
rekannya menemukan satwa yang lehernya bisa berputar 80 derajat ini. manado.tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar