Rabu, 30 November 2016

Diawasi CCTV, Siswa SMPN 1 tak Bertingkah Lagi



Kepala SMP Negeri 1 Bitung, Rextutita Ramoh, kini bisa duduk tenang. Seluruh aktivitas di sekolah tersebut bisa dipantaunya lewat tiga layar LCD berukuran besar yang terpasang di ruangannya.

Seluruh ruangan serta halaman sekolah bisa dijangkau
CCTV yang terlihat lewat tiga layar LCT tersebut. "Total ada 48 tempat yang dipasangi CCTV, 37 di antaranya adalah ruangan kelas," kata dia, Rabu (30/11). Dia juga bisa tersenyum di tengah beban kerjanya yang berat kala melihat adegan lucu para siswanya lewat LCD tersebut.

Para siswa itu sejenak lupa jika sedang terpantau dan bertingkah, lalu tiba-tiba sadar sedang dalam radar sang Kepsek. "Mereka menatap CCTV dengan mereka seperti orang minta maaf," kata dia. Sebelumnya, Ramoh mengaku agak kerepotan mengurus siswa. Pernah, kata dia, tamu kehilangan kaca spion sepeda motornya.

Ia menduga pelakunya siswa, namun hal itu tak bisa dibuktikan. "Belum lagi pencurian dalam kelas sangat marak waktu itu," ujar dia. Ramoh menyatakan, para siswa 'tak berkutik' sejak adanya CCTV.

Tindak kenakalan berkurang drastis, gairah belajar pun meningkat. "Semua tahu gerak-gerik mereka diawasi, hingga mereka kini tidak lagi bertingkah," ujarnya. Ramoh bercerita, pernah seorang siswa ketahuan mencuri ponsel temannya di kelas. Awalnya siswa tersebut coba berkelit. "Namun pada akhirnya ia tak bisa membantah, ada bukti rekaman CCTV-nya," ujarnya.

Ungkap Ramoh, aplikasi CCTV tersebut juga memungkinkan dirinya berinteraksi dengan orangtua lewat ponsel. Disebutnya, ada aplikasi CCTV yang bisa diakses dengan ponsel. "Jadi saya berhubungan langsung dengan orangtua lewat ponsel, bisa konsultasi atau memberitahukan jika ada rapat," kata dia.

Selain memantau siswa, aplikasi tersebut juga digunakan untuk memantau sekolah. Dikatakannya, bukan rahasia umum jika pencurian di sekolah marak terjadi. "Dengan adanya CCTV pencuri bisa dilacak, kami juga siapkan penjaga sekolah dengan anjingnya yang besar," ungkap dia. Menurut Ramoh, aplikasi tersebut bernama informasi manajemen sekolah.

Sejauh ini, sudah enam sekolah di Bitung yang menerapkannya. "Ini adalah kepercayaan jadi kita gunakan sebaik-baiknya apalagi sangat berguna bagi siswa," kata dia.

Pencuri spesial
Pencuri spesialis sekolah beraksi di Kota Bitung. SMK Sitou Tumou Tou (T2) dan SD 23 GMIM jadi korban dalam kejadian pencurian yang berlangsung dua hari berturut-turut pada Senin dan Selasa (28-29/11).

Bahkan pencurian pada Senin di SMK T2 sempat menunda ujian di sekolah tersebut. Kepala SMK T2, Maxi Awondatu, mengatakan, ujian terpaksa ditunda beberapa jam untuk pihak sekolah mengadakan pemeriksaan. "Ujian terpaksa ditunda," ujar dia. Dikatakan Maxi, para pencuri mengambil tiga laptop serta uang sebesar Rp 2,5 juta.

Sialnya lagi, dalam sebuah laptop tersimpan banyak data penting. Maxi mengatakan, pihaknya sudah melaporkan hal tersebut ke pihak berwajib. "Kita sudah lapor polisi," ujar dia. Wali Kota Bitung, Max Lomban berencana semua sekolah harus dipasangi CCTV. "Mulai tahun depan semua sekolah harus dipasangi CCTV," beber dia.

Menurut Lomban, hal itu dimungkinkan karena dana pendidikan naik 70 persen dalam APBD 2017. Tak hanya sekolah, Lomban juga berencana memasang CCTV di sejumlah jalan Bitung yang rawan. "Kita juga akan pasang di jalan-jalan," ujar dia. sumber:manado.tribunnews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar