Kepala
SMP Negeri 1 Bitung, Rextutita Ramoh, kini bisa duduk tenang. Seluruh aktivitas
di sekolah tersebut bisa dipantaunya lewat tiga layar LCD berukuran besar yang
terpasang di ruangannya.
Seluruh
ruangan serta halaman sekolah bisa dijangkau
CCTV yang terlihat lewat tiga
layar LCT tersebut. "Total ada 48 tempat yang dipasangi CCTV, 37 di
antaranya adalah ruangan kelas," kata dia, Rabu (30/11). Dia
juga bisa tersenyum di tengah beban kerjanya yang berat kala melihat adegan
lucu para siswanya lewat LCD tersebut.
Para
siswa itu sejenak lupa jika sedang terpantau dan bertingkah, lalu tiba-tiba
sadar sedang dalam radar sang Kepsek. "Mereka menatap CCTV dengan mereka
seperti orang minta maaf," kata dia. Sebelumnya,
Ramoh mengaku agak kerepotan mengurus siswa. Pernah, kata dia, tamu kehilangan
kaca spion sepeda motornya.
Ia
menduga pelakunya siswa, namun hal itu tak bisa dibuktikan. "Belum lagi
pencurian dalam kelas sangat marak waktu itu," ujar dia. Ramoh menyatakan,
para siswa 'tak berkutik' sejak adanya CCTV.
Tindak
kenakalan berkurang drastis, gairah
belajar pun meningkat. "Semua tahu gerak-gerik mereka diawasi, hingga
mereka kini tidak lagi bertingkah," ujarnya. Ramoh
bercerita, pernah seorang siswa ketahuan mencuri ponsel temannya di kelas.
Awalnya siswa tersebut coba berkelit. "Namun pada akhirnya ia tak bisa
membantah, ada bukti rekaman CCTV-nya," ujarnya.
Ungkap
Ramoh, aplikasi CCTV tersebut juga memungkinkan dirinya berinteraksi dengan
orangtua lewat ponsel. Disebutnya,
ada aplikasi CCTV yang bisa diakses dengan ponsel. "Jadi saya berhubungan langsung
dengan orangtua lewat ponsel, bisa konsultasi atau memberitahukan jika ada
rapat," kata dia.
Selain
memantau siswa, aplikasi tersebut juga digunakan untuk memantau sekolah.
Dikatakannya, bukan rahasia umum jika pencurian di sekolah marak terjadi. "Dengan
adanya CCTV pencuri bisa dilacak, kami juga siapkan penjaga sekolah dengan
anjingnya yang besar," ungkap dia. Menurut Ramoh, aplikasi tersebut
bernama informasi manajemen sekolah.
Sejauh
ini, sudah enam sekolah di Bitung yang menerapkannya. "Ini adalah
kepercayaan jadi kita gunakan sebaik-baiknya apalagi sangat berguna bagi
siswa," kata dia.
Pencuri
spesial
Pencuri
spesialis sekolah beraksi di Kota Bitung. SMK Sitou Tumou Tou (T2) dan SD 23
GMIM jadi korban dalam kejadian pencurian yang berlangsung dua hari
berturut-turut pada Senin dan Selasa (28-29/11).
Bahkan
pencurian pada Senin di SMK T2 sempat menunda ujian di sekolah tersebut. Kepala
SMK T2, Maxi Awondatu, mengatakan, ujian terpaksa ditunda beberapa jam untuk
pihak sekolah mengadakan pemeriksaan. "Ujian terpaksa ditunda," ujar
dia. Dikatakan
Maxi, para pencuri mengambil tiga laptop serta uang sebesar Rp 2,5 juta.
Sialnya
lagi, dalam sebuah laptop tersimpan banyak data penting. Maxi mengatakan,
pihaknya sudah melaporkan hal tersebut ke pihak berwajib. "Kita
sudah lapor polisi," ujar dia. Wali
Kota Bitung, Max Lomban berencana semua sekolah harus dipasangi CCTV.
"Mulai tahun depan semua sekolah harus dipasangi CCTV," beber dia.
Menurut
Lomban, hal itu dimungkinkan karena dana pendidikan naik 70 persen dalam APBD
2017. Tak hanya sekolah, Lomban juga berencana memasang CCTV di sejumlah jalan
Bitung yang rawan. "Kita juga akan pasang di jalan-jalan," ujar dia. sumber:manado.tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar