Jumat, 18 November 2016

Rukun di Rusunawa, Umat Muslim Masuk Panitia Natal



Kehidupan rukun, damai dan kesetiakawanan begitu kentara di rumah susun sewa atau rusunawa.

Kala ditemui Tribun Manado,
Kamis (17/11), Ira (37), warga Rusunawa Goropa di Kelurahan Wangurer sedang menunggui warung kecil miliknya di lobi rusunawa tersebut.

Mata Ira menatap sebuah ruangan.
Terlihat dia tengah menantikan sesuatu di sana. "Sebentar lagi akan diadakan rapat panitia Natal di ruangan tersebut," ungkap dia.

Dengan antusias, Ira yang mengaku beragama Muslim ini menyebut dirinya turut terlibat dalam acara tersebut.

Bagiannya mengurusi perlengkapan.
Diungkapkan Ira, warga Muslim juga terlibat dalam perayaan Natal.

Demikian pula umat Kristen saat perayaan Idul Fitri. "Umat Kristen pun ambil bagian dalam acara halal bi halal," ujar dia.

Ira mengatakan, ada sekira 90-an keluarga di rusunawa itu. Jumlah penghuni Kristen dan Muslim di sana hampir sebanding. "Namun kami seperti saudara," kata dia.

Tradisi lainnya yang mengukuhkan kerukunan penghuni rusunawa adalah saling memberi minuman saat hari raya.

Ira mengaku sudah menyiapkan minuman bersoda untuk tetangga sebelah kamarnya yang beragama Kristen. "Pendapatan kami kecil, namun kami sudah siapkan dari jauh hari, malu kalau tidak memberi karena tetangga saya memberikan minuman saat lebaran," kata dia.

Dora penghuni lainnya yang beragama Kristen mengaku sering menggelar ibadah kolom di ruangan miliknya.

Karena ruangan sempit, Dora meminjam tempat milik tetangga sebelah kamarnya yang beragama Muslim. "Mereka meminjamkannya dengan senang hati," beber dia.

Selama ibadah, beber dia, para tetangganya kompak tidak berisik. Padahal, kata dia, rusunawa selalu berisik karena kamarnya berdekatan.

Benih kesetiakawanan juga bersemi di dalam rusunawa. Rusunawa Calakang di Kelurahan Manembo-nembo bak timnas sepak bola Perancis.

Penghuninya terdiri dari berbagai
suku dan agama dengan profesi beragam. Dari tukang ojek, sopir, buruh, pegawai swasta, pekerja pabrik, PNS hingga mahasiswa.

Jurang antara si kaya dan miskin begitu nyata.
Ketika Tribun mengunjungi rusunawa itu Kamis siang, nampak sejumlah mobil milik penghuni rusunawa terparkir di depan rusunawa.

Pada beberapa jendela tergantung antena parabola mini TV kable. Di sisi lain, ada ruangan tanpa perabotan dengan para penghuninya tidur beralaskan koran di atas lantai atau ruang tamu yang dijejali kompor, peralatan dapur serta rak pakaian.

Itu karena para penghuni kompak menjaga tali silaturahmi antarmereka. Asmi, seorang warga mengatakan, mereka yang mendiami Blok 5 membentuk sebuah perkumpulan. Perkumpulan itu rutin menggelar pertemuan seminggu sekali.

"Dalam pertemuan disajikan kue seadanya, dengan begitu kami serasa dekat," kata dia.
Tak hanya berkumpul, warga juga menggelar sejumlah kegiatan.

Kegiatan yang sangat terasa manfaatnya, ungkap dia, adalah mengumpulkan uang bagi penghuni yang sakit. "Ada pula arisan dimana kami bisa dapat uang banyak," kata dia.

Indria (51), penghuni lainnya mengatakan, antarpenghuni kerap saling membantu. Ia mencontohkan saat ada warga yang sakit dan perlu dibawa ke rumah sakit.

"Tak pandang dia siapa kita alan menolongnya," beber dia. Dia tak memungkiri antara penghuni juga sering bertengkar. Kehidupan yang keras, dengan jarak antarpenghuni sangat dekat membuat potensi untuk bermusuhan selalu besar.

"Namun hal itu bisa kita selesaikan, semua sadar dalam kondisi seperti ini yang harus kita lakukan adalah bersatu," kata dia. sumber:manado.tribunnews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar