Kehidupan
rukun, damai dan kesetiakawanan begitu kentara di rumah susun sewa atau
rusunawa.
Kala
ditemui Tribun Manado,
Kamis
(17/11), Ira (37), warga Rusunawa Goropa di Kelurahan Wangurer sedang menunggui
warung kecil miliknya di lobi rusunawa tersebut.
Mata
Ira menatap sebuah ruangan.
Terlihat
dia tengah menantikan sesuatu di sana. "Sebentar lagi akan diadakan rapat
panitia Natal di ruangan tersebut," ungkap dia.
Dengan
antusias, Ira yang mengaku beragama Muslim ini menyebut dirinya turut terlibat
dalam acara tersebut.
Bagiannya
mengurusi perlengkapan.
Diungkapkan
Ira, warga Muslim juga terlibat dalam perayaan Natal.
Demikian
pula umat Kristen saat perayaan Idul Fitri. "Umat Kristen pun ambil bagian
dalam acara halal bi halal," ujar dia.
Ira
mengatakan, ada sekira 90-an keluarga di rusunawa itu. Jumlah penghuni Kristen
dan Muslim di sana hampir sebanding. "Namun kami seperti saudara,"
kata dia.
Tradisi
lainnya yang mengukuhkan kerukunan penghuni rusunawa adalah saling memberi
minuman saat hari raya.
Ira
mengaku sudah menyiapkan minuman bersoda untuk tetangga sebelah kamarnya yang
beragama Kristen. "Pendapatan kami kecil, namun kami sudah siapkan dari
jauh hari, malu kalau tidak memberi karena tetangga saya memberikan minuman
saat lebaran," kata dia.
Dora
penghuni lainnya yang beragama Kristen mengaku sering menggelar ibadah kolom di
ruangan miliknya.
Karena
ruangan sempit, Dora meminjam tempat milik tetangga sebelah kamarnya yang
beragama Muslim. "Mereka meminjamkannya dengan senang hati," beber
dia.
Selama
ibadah, beber dia, para tetangganya kompak tidak berisik. Padahal, kata dia,
rusunawa selalu berisik karena kamarnya berdekatan.
Benih
kesetiakawanan juga bersemi di dalam rusunawa. Rusunawa Calakang di Kelurahan
Manembo-nembo bak timnas sepak bola Perancis.
Penghuninya
terdiri dari berbagai
suku
dan agama dengan profesi beragam. Dari tukang ojek, sopir, buruh, pegawai
swasta, pekerja pabrik, PNS hingga mahasiswa.
Jurang
antara si kaya dan miskin begitu nyata.
Ketika
Tribun mengunjungi rusunawa itu Kamis siang, nampak sejumlah mobil milik
penghuni rusunawa terparkir di depan rusunawa.
Pada
beberapa jendela tergantung antena parabola mini TV kable. Di sisi lain, ada
ruangan tanpa perabotan dengan para penghuninya tidur beralaskan koran di atas
lantai atau ruang tamu yang dijejali kompor, peralatan dapur serta rak pakaian.
Itu
karena para penghuni kompak menjaga tali silaturahmi antarmereka. Asmi, seorang
warga mengatakan, mereka yang mendiami Blok 5 membentuk sebuah perkumpulan.
Perkumpulan itu rutin menggelar pertemuan seminggu sekali.
"Dalam
pertemuan disajikan kue seadanya, dengan begitu kami serasa dekat," kata
dia.
Tak
hanya berkumpul, warga juga menggelar sejumlah kegiatan.
Kegiatan
yang sangat terasa manfaatnya, ungkap dia, adalah mengumpulkan uang bagi
penghuni yang sakit. "Ada pula arisan dimana kami bisa dapat uang
banyak," kata dia.
Indria
(51), penghuni lainnya mengatakan, antarpenghuni kerap saling membantu. Ia
mencontohkan saat ada warga yang sakit dan perlu dibawa ke rumah sakit.
"Tak
pandang dia siapa kita alan menolongnya," beber dia. Dia tak memungkiri
antara penghuni juga sering bertengkar. Kehidupan yang keras, dengan jarak
antarpenghuni sangat dekat membuat potensi untuk bermusuhan selalu besar.
"Namun
hal itu bisa kita selesaikan, semua sadar dalam kondisi seperti ini yang harus
kita lakukan adalah bersatu," kata dia. sumber:manado.tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar