Selasa, 15 November 2016

Kerjasama Pemkot Bitung Dengan Pemerintah China Mengenai Teknologi Energi dan Arsitektur



Bitung – Asia Pasific Sustainable Energy Center (APEC) mengadakan workshop tentang Solar Power Energy Shelter Solution (SPESS) pada tanggal 2-5 November 2016 dimana konsep sustainable development (pembangunan berkelanjutan) adalah hal yang sangat penting karena membicarakan kebutuhan dasar manusia seperti Listrik, Energy dan Air.

Kusus untuk listrik, dalam workshop itu ditekankan untuk mencari sumber-sumber energy terbarukan (renewable energy) sebagaimana menjadi komitmen para pemimpin dunia telah terencana secara efektif pada tahun 2100 tidak ada lagi sumber-sumber energy dari fosil (seperti minyak, diesel, batubara) karena itu, semua negara saat ini mulai berlomba-lomba secara teknologi untuk menciptakan alat dan peralatan yang mampu mengubah panas matahari (solar – farm solar – rooftop solar), wave a current (gelombang dan arus) gas, geothermal menjadi sumber energi tanpa merusak alam. Selain mencari sumber-sumber energy terbarukan, para teknokrat juga sedang mendesain bangunan yang hemat penggunaan energy dengan menggunakan tiga pendekatan yaitu, mendesain Green Building, mengubah perilaku manusia atas penggunaan listrik yang berlebihan dan penggunaan kendaraan tanpa menggunakan BBM.

Mereka mempunyai standard penggunaan sepeda motor dengan bbm yang hanya 10 Tahun dan setelah itu harus beralih menggunakan sepeda motor listrik untuk menekan gas buang (gas monoksida) sehingga untuk tahun ini di Beijing dan di Tianjin dapat dikatakan 90 persen masyarakat menggunakan motor listrik. Di China, khususnya Kota Tianjin, Pemerintah Kota bekerjasama dengan pihak universitas mendesain semua gedung menjadi “green building” yaitu gedung yang ramah lingkungandengan merombak tatanan / konstruksi rumah dan bangunan lain tanpa merusak budaya lokal, tapi justru mengintegrasikan budaya lokal dalam desain bangunan.

Untuk menindaklanjuti hal tersebut, Pemerintah Kota Bitung di bawah arahan Menteri ESDM khususnya Dirjen Energi Baru dan Terbarukan telah melakukan beberapa presentasi untuk mendapatkan beberapa dukungan dari organisasi dan beberapa lembaga pemerintah baik di China, Australia dan Jepang serta beberapa negara ASEAN dalam kerangka berbagi pengalaman dalam rangka desain model kegiatan untuk profarm hemat energi melalui pendekatan green building maupun mendapatkan informasi tentang sumber energi dan tatacara mendayagunakan sumber-sumber energi baru dan terbarukan yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Bitung (Solar, Wind, Arus Laut, Geothermal) secara tepat guna untuk menghasilkan energi murah dan berkelanjutan.

Khusus untuk Special Economic Zone (SEZ), Pemerintah China melalui Universitas Tianjin akan melaksanakan serangkaian penelitian bekerjasama dengan Universitas Sam Ratulangi dan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kota Bitung untuk mendapatkan teknologi energi dan arsitektur dalam rangka mencapai Green Building dan Green Energy, karena saat ini Pemerintah Kota Bitung sedang menyusun Road Map dan Strategi yang tep[at (dalam pendekatan berbagai aspek) untuk mengembangkan desain smart city yang akan lebih efektif dan efisien dalam rangka pengelolaan dan pemanfaatan energi yang lebih hemat untuk mencapai Nearly (Net) Zero Energy. Selain itu, pertemuan di Tianjin yang diikuti Wakil Walikota Bitung Ir. Maurits Mantiri dalam rangka membahas Shelter Disaster yang saat ini tercatat 70 persen disebabkan oleh Natural Disaster.

Sebagai bagian dari kegiatan Workshop APEC APSEC, juga diadakan lomba Open Competition Shelter Design atau lomba desain tempat pengungsian yang ramah lingkungan yang diikuti oleh mahasiswa program pasca sarjana jurusan desain dan arsitektur Universitas Tianjin. Lokasi dasar desain adalah Kota Bitung, Indonesia dan Kota Lima, Peru. Walaupun belum sampai pada analisis ekonomi dan biaya, desain tempat pengungsian sudah pada tahap konseptual yang bervariasi dari rumah pengungsi yang konvensional. Berdasarkan hasil meeting antara Prof. Dr. Zong Deng Hua dan Pemerintah Kota Bitung, ada dua hal yang menjadi hal esensial yaitu efisiensi energi dan green building design. Kedua hal tersebut nanti perlu ditindaklanjuti Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara, Pusat Penelitian Arsitektur Universitas Tianjin dan Australia National University yang akan disponsori oleh Prof. Igor. sulutdaily.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar