Sabtu, 08 Oktober 2016

Colorfull Bitung Dilandasi Historikal-Kultural



Pemilihan tema Colorful Bitung ini bukan tanpa alasan. Posisi strategis Kota Bitung di bibir Pacific (Pacific Rim) menyebabkan Bitung menjadi simpul pertemuan beragam budaya dan gerbang pertemuan berbagai bangsa dari Timur Indonesia seperti Filipina hingga Asia Timur. Kondisi ini menyumbangkan keragaman budaya Kota Bitung sebagai kota multietnis serta multikultur.


Kekayaan budaya di Bitung disumbangkan keberadaan dan karakter etnis Sangihe dan etnis Minahasa sebagai etnis mayoritas, yang berdampingan harmonis dengan etnis-etnis lain seperti Tionghoa, Talaud, Gowa, Bugis, Jawa, dan lain sebagainya.

Seperti yang diungkapkan Walikota Bitung, Maximilliaan Jonas Lomban,SE,M.Si, bahwa sejarah panjang titik simpul dan posisi strategis Bitung sebagai kota pelabuhan internasional dan gerbang perniagaan ini, menjadikan Pemerintah Kota Bitung mencanangkan visi “Bitung Kota Sejahtera, Maju, Berdaya Saing dan Berbudaya, Menjadi Titik Simpul dan Pintu Gerbang Indonesia di Kawasan Asia Pasifik”.

Menurutnya, warna-warni Kota Bitung ini, jelasnya, juga ditunjang oleh kecantikan alam, khasanah kuliner, serta lanskap kota. Melangkahkah kaki ke Bitung, akan membuat pengunjung terpesona dengan potensi pariwisata di Timur Indonesia yang memikat dan lengkap, terdiri atas daratan, lautan, perbukitan hingga pegunungan. ”Destinasi pariwisata Kota Bitung bisa dinikmati dengan keragaman pilihan. Untuk menikmati keindahan pantai, ada berbagai resort-resort dan hotel berbintang, atau homestay yang dikelola masyarakat dengan pemandangan memukau dari Gunung Dua Sudara. Para pelancong juga bisa memilih menikmati pesona bawah laut dengan snorkeling di pantai-pantai alami yang menjadi daya pukau kota ini,” ujarnya.

Khusus pengila adventure, tegasnya, bisa memuaskan dahaga dengan menyelam dan snorkling di seantero Selat Lembeh yang mempesona. ”Selat Lembeh merupakan salah satu titik destinasi diving dunia terbanyak, dengan 95 titik selam. Keunikan Selat Lembeh terletak pada biota berukuran kecil, langka, dan tidak ditemukan di tempat lain karena bersifat endemik. Kekayaan bawah laut ini menjadikan Selat Lembeh dijuluki sebagai Surga Macro Photography,” jelasnya.

Selain itu, terangnya, Kota Bitung juga punya Cagar Alam Tangkoko, rumah bagi ratusan mamalia, burung dan reptil serta amfibi. Di hutan alam ini dengan mudah ditemukan dua primata endemik Sulawesi Utara yang terancam punah, yaitu Yaki (sejenis kera berbokong merah) dan Tarsius (binatang kecil yang langka). Kekayaan fauna yang ada di Cagar Alam Tangkoko, Taman Wisata Batu Putih, Taman Wisata Batu Angus seperti pohon enau, woka, ebony hingga pohon bitung, menjadikan tracking sebagai aktivitas menarik yang tak boleh dilewatkan.

Tidak ketinggakan, tambahnya, 3 kawasan ekowisata untuk menyusuri hutan mangrove sekaligus menikmati keindahan pantai. Kawasan Ekowisata Pintu Kota, Ekowisata Kareko dan Ekowisata Pasir Panjang tak kalah menantang untuk ditelusuri. Monumen bersejarah juga terserak di kota ini, seperti Monumen Trikora, Monumen Jepang, Kapal Karam/Mawali Wreck, Aer Prang dan masih banyak lagi. ”Sebagai kota industri, Bitung sangat dinamis dan modern berkat keberadaan industri perkapalan, pengalengan ikan, minyak goreng, hingga mie instan. Dengan sejumlah pesona inilah keragaman dan warna-warni Kota Bitung akan ditampilkan dalam gelaran Festival Pesona Selat Lembeh 2016,” pungkasnya. manadoexpress.co

Tidak ada komentar:

Posting Komentar