Minggu, 16 Oktober 2016

Mega Proyek Rel Kereta Bitung - Makassar, Zore Pointnya Akan Dibangun Tahun Depan



Mega proyek pembangunan rel kereta api Bitung - Makassar terus berlanjut, diawali dengan pematokan batas dan titik-titik yang akan dilalui hingga penentuan titik nol atau zero point.

"Jadi, titik nol jalan trans Sulawesi berada di depan pintu gerbang pelabuhan perikanan samudera Kelurahan Aertembaga I Kecamatan Aertembaga," ungkap Rudy Tenok kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Bitung.

Dinas PU kota Bitung telah menganggarkan dana Rp 14 juta dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) tahun 2017 untuk pembangunan Zero point tersebut.

Selanjutnya langkah kedepan setelah penentuan titik nol dan pematokan diserahkan ke Dinas perhubungan pusat dan provinsi.

"Untuk posisi resl kereta Bitung - Makassar awalnya akan berdampingan dengan jalan tol, tapi itu belum paten, karena tergantung kementrian perhubungan maunya seperti apa," tukasnya.

Kadis Perhubungan Arnold Karamoy melalui Kabid Darat Vicky Sangkaeng menjelaskan untuk kelanjutan pembangunan rel kereta api menunggu surat keputusan (SK) penetapan trase oleh Kemenhub.

"Dana untuk pembebasan lahan tahun 2016 dari anggaran pendapatan belanja Negara (APBN) sebesar Rp 150 miliar untuk trase Bitung Manado," jelas Sangkaeng.

Setelah pengesahan penetapan trase oleh Kemenhub barulah akan dilakukan pembebasan lahan.

Untuk patok-patok pada pembebasan lahan sendiri sudah 80 persen berada didekat titik jalan tol.

Ada beberapa titik yang sedikit menjauh dari titik jalan tol seperti stasiun berada di perkotaan dan di depan terminal Peti Kemas.

"Untuk stasiun induk, perbengkelan berada di Girian Indah, akan juga dibangun lagi di Kauditan dan Aermadidi sampai Manado," tambahnya.

Rencanannya rel kereta api itu akan dibangun selebar 20 meter namun ada perubahan akan dibuat menjadi 30 meter untuk dua atau double trak supaya memudahkan pengguna.

Keberadaan rel kereta di Bitung berada diantara perkampungan dan jalan tol. "Kalau di Minut jalan tol, kereta baru kampung," jelasnya.

Untuk rel kereta api sendiri akan terjadi perubahan 10 persen dari patok yang sudah dilakukan kementrian perhubungan menyesuaikan dengan fasilitas umum.

Contohnya kalau lokasi sumber air tidak bisa digeser atomatis patok yang akan bergeser.

"Untuk zore point akan dibuat juga menjadi tempat wisata, lahan parkir, tempat berteduh untuk masyarakat," kata dia. Panjang rel kereta sendiri 36 kilometer lebih yang perencanaan dilakukan oleh konsultan. sumber:manado.tribunnews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar